Teknik Melipatgandakan Nikmat Allah Swt

Teknik Melipatgandakan Nikmat Allah Swt

Hadila.co.id — Nikmat yang diberikan Allah merupakan hal yang sangat luar biasa bagi umat-Nya. Tentu, kita ingin agar nikmat yang diberikan Allah akan terus bertambah dari hari ke hari. Lantas, apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan keinginan itu? Adakah suatu teknik untuk melipatgandakan nikmat yang diberikan Allah kepada kita?

Jawabannya: ada! Syukur adalah salah satu teknik melipatgandakan nikmat. Nah, bagaimana teknik tersebut bekerja? Mari simak wawancara Hadila dengan Ustaz Indra Kusumah, S.Psi., M.Si., CHt, Direktur TRUSTCOnsulting, yang juga berprofesi sebagai Psycho Trainerpreneur, penulis buku serta Analis Psikologi Politik.

Indra Kusumah

Ustaz Indra Kusumah

Bersyukur harusnya mudah dilakukan, karena faktanya banyak nikmat Allah tercurah kepada manusia. Namun, kenapa kadang banyak yang lupa bersyukur?

Syukur adalah skill (kemampuan). Kemampuan bersyukur sebanding dengan level kemampuan berpikir. Level berpikir tertinggi itu bukan dengan otak (mengetahui), tetapi dengan hati (menyadari dan memahami).

BACA JUGA: 4 Syafaat Alquran bagi Para Penjaganya

Kalau level berpikir tertinggi itu dengan otak, mungkin kita akan bingung menyaksikan ada dokter yang merokok. Dokter itu mengetahui rokok adalah racun, tetapi belum sampai level sadar dan paham sehingga menghentikan perilaku merokoknya.

Demikian pula dalam konteks syukur. Manusia mengetahui bahwa Allah Swt banyak memberikan nikmat kepadanya. Masalahnya, banyak yang belum menyadari dan memahami nikmat-nikmat tersebut. Untuk sampai ke level sadar dan paham, maka perlu menghadirkan akal dan hati kita atas segala nikmat-Nya.

Apa pentingnya bersyukur dalam kehidupan?

Syukur itu faktor pembentuk kebahagiaan. Orang yang tidak bahagia sebenarnya disebabkan karena dia kurang bersyukur. Kesuksesan bukanlah penyebab kebahagiaan, tetapi justru kebahagiaanlah yang menjadi penyebab kesuksesan.

BACA JUGA: Kandungan Kalimat Syahadat

Berdasarkan hal itu, ketika syukur kita jadikan ‘formula’ memulai hari, artinya kita telah memastikan menjalani hari dengan penuh kebahagiaan. Dan saat kita menjalani hari dengan bahagia, maka kita akan menikmati kerja-kerja di hari itu, yang berarti bersiap menyambut kesuksesan.

Jika syukur ditempatkan sebagai ‘formula’ memulai hari, bagaimana formula itu bekerja?

Syukur itu adalah kebaikan (al hasanat). Sedangkan, al hasanattad’uukhtaha (kebaikan itu sering memanggil saudara-saudaranya). Ketika kita memulai hari dengan syukur, maka seharian itu syukur akan memanggil saudara-saudaranya yang lain, seperti kebahagiaan, semangat, keberuntungan, cinta, motivasi, gairah, kinerja, dan kebaikan-kebaikan lainnya yang menjadi nuansa keseharian orang yang bersyukur.

Hal di atas berlaku juga untuk kebalikannya. Assayyiattad’uukhtaha (kejelekan itu sering mengundang saudara-saudaranya). Jika kita memulai hari dengan kufur, maka seharian itu kufur nikmat akan memanggil saudara-saudaranya yang lain, seperti kesedihan, kemarahan, kecemasan, ketakutan, kebingungan hidup, disorientasi, buruk sangka, dan kejelekan-kejelekan lain yang menjadi nuansa keseharian.

Syukur sejatinya adalah teknik pelipatgandaan nikmat Allah Swt. Logika syukur itu ‘lain syakartum laaziidan nakum’ (jika engkau bersyukur, niscaya Aku akan menambahkan nikmat kepadamu).

BACA JUGA: Menengok Rumah Masa Depan dan Pemutus Kenikmatan

Maka syukur bukan sekadar kesadaran dan pengakuan, tapi juga pendayagunaan nikmat sesuai kehendak Allah, Pemberi Nikmat. Formula syukur = kesadaran x pengakuan x pendayagunaan.

Maka syukur bukanlah sikap pasif, tetapi aktif. Ada bukti syukur berupa action menggunakan nikmat yang diberikan-Nya. Sebagai contoh, nikmat akal. Jika kita mensyukurinya; maka kita menyadari, mengakui, dan mengoptimalkan pendayagunaan akal untuk berpikir, belajar, dan menghasilkan ide solutif atas berbagai permasalahan hidup.

Ketika seseorang telah bersyukur dengan anugerah akal, maka Allah Swt pun melipatgandakannya dengan semakin tajamnya daya analisis, semakin banyaknya ilmu yang diraih, semakin banyak manfaat yang dirasakan umat, dan semakin banyak rezeki yang didapatkan.

Bagaimana cara konkret agar dapat ‘membangkitkan diri’ untuk senantiasa bersyukur?

Saat terbangun membuka mata di pagi hari, bernapaslah dengan lembut, rasakan dan sadari nikmat-nikmat yang dianugerahkan-Nya. Oksigen, organ-organ tubuh yang masih berfungsi, dan lain-lain. Ucapkanlah, “Alhamdulillah.

Lihatlah keluarga kita, syukuri kehadiran mereka sebagai anugerah terindah dari-Nya. Ucapkanlah, “Alhamdulillah.”

Sadari pula nikmat-nikmat-Nya yang lain. Sesungguhnya jika kita menghitung nikmat Allah Swt, pasti tidak akan terhitung.

BACA JUGA: Dunia Hanya Episode untuk Persiapkan Kehidupan Setelah Kematian

Dengan melakukan hal di atas, kita sudah bersyukur pada level kesadaran dan pengakuan. Setelah itu segera lakukan tahap action pendayagunaan nikmat: wudu dan salatlah dengan penuh kesyukuran kepada-Nya. Ikuti dengan amal-amal kebaikan lainnya. Insya Allah hari-hari kita semakin produktif dan penuh kebahagiaan.

Apakah hal positif lain yang bisa muncul saat memulai hari dengan syukur?

Dengan bersyukur, maka semua hal positif akan berbondong-bondong mendatangi orang yang bersyukur. Keberuntungan akan menjadi miliknya karena dia merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa.

Keberuntungan itu bisa berupa solusi atas berbagai problematik hidup. [Q.S. At-Talaq (65): 2]. Bisa berupa rezeki yang tak terduga. [Q.S. At-Talaq (65): 3]. Bisa berupa kemudahan dalam berbagai urusan hidup. [Q.S. At-Talaq (65): 4]. Dan juga bisa berupa pengampunan dosa dan pelipatgandaan pahala. [Q.S. At-Talaq (65): 5]. Maka, nikmat Tuhanmu yang manalagi yang kau dustakan?<Hadila Edisi Januari 2015>

Ibnu
EDITOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos