Asalamualaikum Ustazah, bagaimana cara bijak menyampaikan masukan ke suami agar beliau tidak tersinggung? (Hamba Allah)
Konsultan: Ustazah Farida Nur’aini (Konsultan Keluarga)
Waalaikumsalam warahmatullah wabarakatuh. Terima kasih sudah bertanya tentang hal ini karena pertanyaan ini juga mewakili dari para istri yang lain. Di dalam rumah tangga akan terjadi proses penyesuaian antara suami dan istri. Saling mengenal, saling memahami pasangan masing-masing. Proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Secara teori diperlukan waktu penyesuaian diri pada 5 tahun pertama pernikahan. Termasuk juga menyesuaikan diri dalam hal komunikasi. Karena tipe orang dalam berkomunikasi berbeda-beda. Apabila cara berkomunikasi tidak sesuai dengan lawan bicara maka komunikasi tidak akan efektif. Hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan . Bisa jadi cara komunikasi yang sama, apabila diterapkan kepada orang yang berbeda, maka hasilnya juga berbeda.
Apakah yang mempengaruhi penerimaan seseorang dalam berkomunikasi ? Yaitu gaya belajarnya. Ada tiga jenis macam gaya belajar yaitu auditori, visual, dan kinestetik.
Gaya belajar auditori mempunyai ciri khas, dia mempunyai pendengaran yang baik, betah berlama-lama dalam mendengarkan, mudah menerima informasi dengan cara mendengarkan.
Di sisi lain orang tipe auditori kurang bisa memahami informasi yang disampaikan lewat tulisan, tidak betah berlama-lama dalam membaca karena lebih nyaman mendengarkan. Orang tipikal ini juga menyukai suasana yang tenang, jauh dari keramaian . Sedangkan orang tipe visual kebalikan dari orang auditori. Orang tipikal visual mudah menerima informasi lewat tulisan, betah membaca dan bisa konsentrasi membaca walaupun di tengah keramaian. Justru dia kurang bisa memahami informasi yang disampaikan lewat suara atau audio.
Sedangkan orang kinestetik, orangnya easy going , enjoy saja selama suasananya nyaman. Dia bisa menerima informasi dalam suasana apapun. Orang tipikal kinestetik ini orangnya ekspresif. Jika marah tidak bisa menahan emosinya. Demikian juga jika gembira dia akan berteriak. Tidak bisa menyimpan perasaannya.
Nah dari tipikal tersebut suami Bunda termasuk tipe yang mana? Dalam posisi berbicara pun juga menentukan kenyamanan dan penangkapan lawan bicara.
Orang tipikal auditori nyaman berbicara dengan istrinya dengan posisi duduk berdampingan karena dia bisa dengan jelas mendengar suara istrinya . Namun tipikal visual dia lebih nyaman berbicara dengan istrinya apabila istrinya berada di depannya sehingga dia bisa melihat wajah istrinya dan ekspresi istrinya dengan jelas. Sedangkan orang dengan tipikal kinestetik lebih mudah menerima dalam kondisi apapun selama posisi nyaman.
Itu hal pertama yang harus dipahami oleh istri ketika akan memberikan masukan kepada suaminya. Jika tipikal suaminya auditori jangan memberi masukan lewat tulisan. Karena justru malah bisa menimbulkan masalah. Tetapi langsung sampaikan dengan posisi berdampingan.
Demikian juga jangan menyampaikan secara langsung masukan kepada suami, jika suami mempunyai tipe visual. Dia akan lebih mudah bisa memahami jika disampaikan lewat tulisan atau WA. Untuk orang dengan tipe kinestetik, orang ini mudah, tidak suka hal yang bertele-tele atau bersifat pengulangan. Maunya to the poin. Langsung pada inti pembicaraan. Tidak perlu pakai kiasan atau sindiran-sindiran. Orang ini lebih terbuka apa adanya. Justru itu yang lebih dia sukai.
Setelah menyesuaikan diri dengan gaya belajar suami, hal kedua yang perlu di dilakukan istri dalam menyampaikan masukan kepada suami adalah dari tata bahasanya. Jangan memberikan masukan kepada suami dengan menggunakan bahasa perintah karena ini akan menyinggung harga diri, tapi gunakanlah bahasa pertanyaan. Mintalah pendapatnya sebagai pembuka percakapan.
Misalnya suami termasuk orang yang malas dalam beribadah terutama dalam hal salat. Jangan gunakan kata perintah seperti “Ayo Pak, salat. Kita ini sudah tua. Kalau tidak mau salat, nanti kalau mau mati bawa bekal apa?”
Kalimat ini tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi justru akan menimbulkan rasa tidak suka dari suami karena merasa diperintah oleh istrinya. Tetapi gunakanlah kalimat seakan-akan hal tersebut juga dialami oleh Bunda.
Misalnya suami Bunda tipenya auditori, berarti gunakan komunikasi secara langsung, “Pak, kok kita itu sudah tua ya. Banyak teman kita yang sudah meninggal, berarti sudah terputus pahalanya Ibu merasa belum banyak bekal untuk mati. Semoga aja Allah masih ngasih waktu untuk kita nambah ibadah ya, Pak”
Untuk suami yang tipikalnya visual lebih baik gunakan WA. Jika suami mempunyai tipikal kinestetik maka gunakan kalimat langsung to the point.
Hal lain yang perlu diperhatikan selain komunikasi adalah pelayanan kita kepada suami. Penerimaan suami tentu akan lebih baik ketika mempunyai seorang istri yang taat dan menghormati suaminya. Namun tentu berbeda apabila suami diberi masukan oleh istri yang sering membantah, tidak menghormati dan menyepelekan suami. Bisa jadi jika istrinya bersikap demikian, ketika memberi masukan justru terjadi pertengkaran.
Maka sikap terbaik dari seorang istri adalah terus belajar menjadi istri yang taat, yang menghormati suami, sehingga suami rida kepada istrinya. Jika suami sudah rida kepada istrinya, komunikasi akan mudah tersampaikan.
Demikian Bunda yang saya sampaikan. Teruslah berlari belajar untuk menyesuaikan diri dengan suami, agar komunikasi yang dilakukan menjadi efektif. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. <>