Asalamualaikum. Maaf Ustazah saya minta pencerahan agar anak saya mau sekolah lagi. Umurnya 14 tahun, masih kelas IV SD dan sudah 3 pekan tidak mau sekolah, jarang makan, jarang mandi, hanya di dalam kamar terus. Bagaimana mengatasinya? Saya merasa bersalah karena saya kerja. (Hamba Allah)
Jawaban oleh Budhy Lestari S Psi, Psikolog (Konsultan Tumbuh Kembang Anak)
Menurut para ahli perkembangan, masa remaja merupakan masa transisi tumbuh kembang manusia dalam menjalani suatu proses pertumbuhan yang bertahap. Diawali dari manusia dilahirkan, anak-anak, kemudian ke remaja hingga dewasa. Masa peralihan dari anak-anak ke dewasa pada umur 13-18 tahun . Pada masa ini remaja mengalami masa puber dan secara umum akan merasakan adanya perubahan yang terjadi pada dirinya seperti perubahan fisik dan mental, sikap, perasaan dan emosi tanpa disadari seperti rasa malu, gembira, sedih, takut, marah. Hal-hal ini bagi sebagian remaja akan memicu terjadinya kegalauan dan gejolak emosi dalam jiwanya.
Pada setiap diri manusia pasti memiliki gejolak emosi. Menurut para ahli, emosi adalah luapan perasaan yang selalu berkembang dan kemudian surut kembali dalam waktu yang cukup singkat, atau keadaan reaksi sisi psikologis serta fisiologis seseorang yang dapat disebutkan seperti gembira, sedih, haru, dan cinta, serta keberanian yang sifatnya subjektif. Emosi merupakan suatu rasa ungkapan perasaan yang dialami atau perasaan yang bergejolak dan dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh yang diperlihatkan.
Penyebab timbulnya emosi disebabkan oleh 2 faktor, yaitu :
Pertama, faktor internal (dari dalam), penyebabnya beberapa hal :
- Ada perasaan dibenci, diabaikan, disia-siakan, dan merasa tidak diterima di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekitarnya.
- Ada perasaan tidak mampu atau bodoh dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang dialami (merasa tidak berdaya).
- Ada perasaan tidak memiliki kenyamanan dalam keluarga (hubungan yang harmonis) seperti sering terjadi percekcokan dalam keluarga, bahkan mengarah pada broken home.
- Ada perasaan dibedakan atau cemburu terhadap saudara karena orang tua bersikap tidak adil, seperti selalu membanding-bandingkan anak, saudara atau dengan orang lain.
Kedua, faktor eksternal (dari luar), penyebabnya beberapa hal :
- Pola asuh yang tidak tepat, terlalu otoriter atau permisif (bisa dibuka kembali materi tentang pola asuh)
- Terpengaruh pergaulan / pertemanan di luar yang negatif.
- Tidak dapat dukungan dari orang tua terhadap apa ide-ide dan keinginannya.
- Perlakuan sekitar yang kurang proporsional
Berikutnya adalah, bagaimana cara mengatasi gangguan emosi pada remaja :
Pertama, menciptakan suasana nyaman secara psikologis di rumah, yaitu berupa kedekatan dengan anak. Orang tua juga berperan sebagai kawan, teman anak untuk bercerita menumpahkan segala gundah gulananya. Dan untuk ini, orang tua perlu meluangkan waktu khusus.
Kedua, digali secara mendalam, apa bibit penyebab anak mengalami kecemasan, ajak anak untuk terbuka apa pun penyebabnya, bahkan ketika pemicunya adalah dari dalam rumah sekalipun, orang tua harus berusaha untuk legowo dan memahami.
Ketiga, mengajak anak untuk berinteraksi di luar rumah, misal mengajak jalan-jalan, berlari bersama dan makan bersama.
Keempat, mengajarkan anak untuk melakukan relaksasi saat dirinya mengalami kecemasan dengan cara menarik napas panjang lalu diembuskan dari mulut beberapa kali sambil menenangkan diri.
Kelima, arahkan anak untuk terus berkawan dengan sekitar, bertemu orang baru dan terlibat dalam aktivitas dan kelompok sosial. Menjauh dari dunia sekitar justru dapat memperburuk gangguan suasana hati pada anak remaja, karena perasaan kesepian akan menjadi semakin besar. <Dimuat di Majalah Hadila Edisi Januari 2020>