Hadila.co.id — Berpakaian sesuai syariat Islam, seperti apakah itu, mengapa begitu urgen? Sebab, saat ini banyak orang yang hidup dengan percaya diri saat mereka mengenakan pakaian, tetapi seperti telanjang.
Ketelanjangan dalam kehidupan modern saat ini, hampir mewarnai setiap sendi kehidupan. Setiap hari, kita disuguhi dengan pemandangan, yang oleh sebagian besar masyarakat telah dianggap lumrah.
Wanita-wanita berbusana minim tak lagi risih, tampil dalam kehidupan umum. Mereka seolah merasa ‘tak bersalah’ dengan model baju yang mereka kenakan. Asal senang dan tidak mengganggu orang lain, keep go on.
Tidak hanya itu, ketelanjangan bahkan sudah memasuki rumah kita secara bebas tanpa kendala berarti melalui tayangan televisi, baik film, sinetron, musik, dan iklan.
Mengapa masyarakat seolah tak pernah protes dengan fenomena yang sebenarnya merusak budaya masyarakat Timur yang cenderung tertutup dan memiliki rasa malu tinggi? Terlebih hal itu bertentangan dengan nilai agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, yaitu Islam.
Di sinilah urgensi sebuah pandangan. Pandangan seseorang tentang suatu hal, akan memengaruhi tingkah lakunya dalam mengarungi kehidupan. Termasuk dalam urusan berpakaian sesuai syariat Islam (pandangan Islam)
Seseorang yang memiliki pandangan dalam taraf pemahaman, akan selalu mengaitkan pemahaman yang ia miliki dengan fakta yang sedang dihadapi. Sebagai contoh adalah fenomena ketelanjangan yang saat ini menjadi pandangan masyarakat, bahwa telanjang seolah sebuah hal yang lumrah, tidak tabu, dan menjadi budaya baru yang boleh dilakukan siapa saja.
Telanjang menjadi tren dan berkonotasi modern. Siapa berani telajang, berarti modern, gaul, dan keren. Sedangkan yang tertutup, identik dengan kekolotan dan keterbelakangan.
Lantas, dari manakah pandangan itu muncul dan ‘meracuni’ pikiran masyarakat? Jawabannya adalah ideologi. Ideologi kapitalis liberalislah yang mengubah pandangan hidup masyarakat menjadi seperti sekarang ini.
Pandangan yang hanya mengagungkan kebebasan dan kebahagiaan dengan ukuran materi. Pandangan yang mengalihkan tujuan sebenarnya, untuk apa mereka dihidupkan.
Kita tentu tidak ingin, pandangan ideologi kapitalis liberalis yang berjalan saat ini terus mewarnai setiap sendi kehidupan manusia. Pandangan itu harus diubah dengan pandangan yang shahih.
Pandangan itu adalah pandangan Islam, yang memberikan tuntunan dan pedoman bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah. Begitu pula berpakaian sesuai syariat Islam juga akan membuat seseorang menjadi lebih terhormat.
Kebahagiaan adalah keridaan Allah. Sedang hari berbangkit adalah kepastian. Hari di mana semua manusia akan mempertanggungjawabkan amal perbuatannya.
Jika pandangan ini menjadi pemahaman, ketelanjangan takkan lagi kita temui karena telah terkubur oleh kemuliaan pandangan Islam. <>
Oleh: Rita Siswati, S.T., Ibu Rumah Tangga, Tinggal di Malang.
*Dimuat Hadila Edisi November 2014