SOLO, HADILA — Hamil dan melahirkan saat pandemi Covid-19 seperti saat ini tidak perlu ditakutkan. Apalagi secara medis juga belum jelas apakah virus ini bisa menular melalui rute transplasenta atau ari-ari ibu ke janin. Yang terpenting adalah harus waspada, selalu menjaga kesehatan, dan tawakal.
Demikian benang merah yang bisa diambil dari website seminar (Webinar) Kesehatan yang digelar sebagai rangkaian acara menyambut 21 Tahun SOLOPEDULI. Ini merupakan Program Kesehatan Klinik Rawat Inap SOLOPEDULI bekerja sama dengan Rumah Sakit JIH Solo.
Direktur Utama SOLOPEDULI, Sidik Anshori, S.Sos.I, dalam kata sambutannya mengatakan bahwa webinar ini sebagai wujud kepedulian dalam bidang kesehatan khususnya bagi ibu hamil di Masa Pandemi Covid-19.
Webinar Kesehatan Gratis berlangsung Sabtu (19/9/2020) pukul 09.00-11.30 WIB dengan fasilitas live di Zoom dan Youtube. Live Talk Show Pembicara bertempat di Studio Mini SMK SOLOPEDULI, Gremet, Manahan, Banjarsari, Solo.
Sebanyak 200-an ibu hamil dan masyarakat umum mengikuti seminar daring dengan pembicara Ustadz Dr. Hanifullah Syukri,M.Hum dari UNS dan Dokter Spesialis Kandungan dari Rumah Sakit JIH Solo yaitu dr. Osa Kautsar Heridho, Sp.OG, M.Kes.
”Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ada lebih dari 400.000 kehamilan tak terencana selama masa pandemi ini. Dengan mengikuti acara ini diharapkan para peserta dan ibu-ibu hamil memiliki bekal pengetahuan selama proses kehamilan di masa pandemi. Kami juga menyampaikan terimakasih banyak kepada Rumah Sakit JIH Solo yang telah bekerjasama dalam acara ini,” jelas Direktur Utama SOLOPEDULI, Sidik Anshori.
Ustadz Hanifullah Syukri berpesan agar ibu-ibu yang sedang hamil atau akan melahirkan pada masa pandemi covid-19 ini tidak usah takut. ”Dokternya muslim, insya Allah selalu mengawali dengan bismilah. Prakteknya juga syari, maka yakin, meskipun pandemi tetap bertawakal dan mencari dokter yang bagus, selektif memilih klinik yang islami agar bisa menguatkan hati. Kemudian serahkan kepada dokternya dan kru nya dan terakhir kita berdoa,” jelas Ustadz Dr. Hanifullah.
Sementara Dokter Spesialis Kandungan dari Rumah Sakit JIH Solo, dr. Osa Kautsar Heridho, Sp.OG, M.Kes. mengatakan bahwa ibu hamil memang memiliki risiko tinggi dan lebih rentan terhadap berbagai penyakit.
Namun Covid-19 dalam kehamilan, kata dia masih belum ada bukti jelas apakah covid-29 bisa melalui rute tranplasenta atau ari-ari ibu yang menyebar ke janin. “Masalah itu masih dilakukan penelitian. Yang terpenting ibu-ibu haris selalu waspada dalam menjaga kesehatan,” tambahnya.
Peserta yang terdiri dari Ibu-ibu hamil, para medis, dan masyarakat umum ini sudah antusias mendaftar di Grup Whats App Webinar sejak H-3. Acara dimulai sejak pagi dengan registrasi akun di ZOOM dilanjutkan live streaming Webinar Kesehatan.
Dokter Osa menyampaikan awal mula munculnya pneumonia jenis baru pada Desember 2019 di Wuhan, yang sekarang dikenal dengan nama Covid-19. Manifestasi klinis covid 19 secara umum terdiri dari masa inkubasi (waktu yang diperlukan kuman untuk berkembangbiak di dalam tubuh sehingga seorang akan menunjukan gejala awalnya 4-5 hari setelah kontak hingga 14 hari,” urainya.
Gejala paling banyak muncul, katanys adalah demam 83-99%, batuk kering 59-82 %, kelelahan, nafsu makan menurun, sesak nafas, batuk berdahak, dan nyeri otot. “Pada pasien usia tua kadang munculnya delayed, tertunda, sedang pada anak kadang sering serupa tapi gejalanya lebih ringan.”
Covid -19 dalam ibu hamil, menurut dr Osa, gejalanya hampir sama pada yang bukan kehamilan.”Infeksi covid 19 dapat menimbulkan gejala klinis ringan, sedang atau berat yang antara lain demam (suhu lebih dari 38 derajat celsius), batuk dan kesulitan bernafas.”
Ibu hamil dan bayi baru lahir, menurut dr Osa memilki resiko lebih tinggi untuk terjadinya penyakit berat, morbiditas dan mortalitas dibandingkan dengan populasi umum, jadi tingkat keparahan dan tingkat kematian lebih tinggi dari umum karena kehamilan banyak dipengaruhi faktor seperti stres martenal, bayi baru lahir rentan terhadap infeksi, imunitas belum sempurna. (***)